Latest Post



  

Serasinews.com,Padang; Momentum peringatan Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) ke-80 yang jatuh pada 2 September 2025, menjadi momen penting untuk mempererat sinergi antar-aparat penegak hukum di Indonesia. Salah satu yang memberikan atensi khusus adalah Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Sumatera Barat, Kombes Pol H.M. Reza Chairul Akbar Sidiq, S.H., S.I.K., M.H, Selasa 02 September 2025.

Melalui ucapan resmi yang ditujukan langsung kepada jajaran Kejaksaan Republik Indonesia, Dirlantas Polda Sumbar menegaskan bahwa keberadaan Kejaksaan sebagai institusi penegak hukum memiliki peran strategis dalam menjaga keadilan, menegakkan supremasi hukum, dan mengawal pembangunan bangsa.

“Atas nama keluarga besar Ditlantas Polda Sumbar beserta seluruh staf dan Bhayangkari, kami mengucapkan Dirgahayu Kejaksaan Republik Indonesia ke-80. Semoga Kejaksaan semakin profesional, berintegritas, serta mampu menjawab tantangan zaman demi mewujudkan Indonesia yang maju,” ujar Kombes Pol Reza Chairul Akbar Sidiq dalam pernyataan resminya.

Tekankan Sinergi untuk Kepastian Hukum

Dalam kesempatan ini, perwira menengah Polri yang dikenal tegas namun humanis itu menyoroti pentingnya kolaborasi antara Polri, Kejaksaan, dan lembaga peradilan lain dalam menciptakan kepastian hukum. Menurutnya, sinergi yang kuat akan memberikan rasa aman bagi masyarakat, khususnya di tengah era digitalisasi dan transformasi besar-besaran di bidang penegakan hukum.

“Penegakan hukum bukan hanya soal aturan, tapi juga soal rasa keadilan yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Polisi dan Jaksa harus terus bergandengan tangan, menghadirkan kepastian hukum yang adil dan transparan,” tambahnya.

Lalu Lintas dan Penegakan Hukum yang Humanis

Sebagai Dirlantas Polda Sumbar, Kombes Pol Reza juga menekankan bahwa penegakan hukum di bidang lalu lintas sejatinya tidak terlepas dari peran Kejaksaan. Mulai dari penanganan tilang, penyidikan kasus kecelakaan lalu lintas, hingga proses hukum di pengadilan, semuanya berjalan berkat koordinasi erat dengan jajaran Kejaksaan.

“Keselamatan berlalu lintas adalah hukum tertinggi. Kami di kepolisian tidak bisa bekerja sendiri. Setiap kasus yang ditangani Ditlantas, ujungnya selalu melibatkan peran Kejaksaan. Karena itu, kami selalu mendorong terjalinnya komunikasi yang harmonis, transparan, dan profesional,” ungkapnya.

Harapan di Usia ke-80 Kejaksaan

Tema besar HBA tahun ini, “Transformasi Kejaksaan Menuju Indonesia Maju”, dinilai selaras dengan semangat Polri yang sedang melakukan transformasi menuju Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan). Kombes Pol Reza Chairul Akbar Sidiq menyebutkan bahwa kedua lembaga harus berjalan seirama agar reformasi penegakan hukum benar-benar dirasakan masyarakat.

“Kami yakin Kejaksaan RI di usia ke-80 tahun ini semakin matang dan siap menghadapi era baru penegakan hukum. Dengan semangat transformasi, Kejaksaan akan terus menjadi mitra strategis Polri dalam menjaga marwah hukum di Indonesia,” pungkasnya.

Apresiasi untuk Kejaksaan Sumatera Barat

Tidak hanya kepada Kejaksaan Agung, Dirlantas Polda Sumbar juga menyampaikan apresiasi khusus untuk seluruh jajaran Kejaksaan di Sumatera Barat. Ia menilai, kerja sama yang terjalin selama ini berjalan sangat baik, khususnya dalam menangani kasus-kasus lalu lintas yang membutuhkan proses cepat, transparan, dan akuntabel.

Dengan semangat kebersamaan, peringatan HBA ke-80 tahun 2025 bukan hanya sekadar seremoni, melainkan momentum penting untuk memperkuat sinergi lintas lembaga penegak hukum. Harapannya, Indonesia semakin maju, hukum semakin ditegakkan dengan adil, dan masyarakat semakin percaya pada aparat negara. 

 ( Ef / Rn )


Serasinews.com,Padang – Senin (1/9) sore, suasana di depan Gedung DPRD Sumatera Barat menjadi saksi sebuah peristiwa yang menegaskan kedewasaan berdemokrasi di Ranah Minang. Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat—mulai dari Aliansi BEM Sumbar, pengemudi ojek online (Ojol), hingga sejumlah organisasi kemasyarakatan—turun ke jalan menyuarakan aspirasi mereka.

Namun, berbeda dengan citra aksi demonstrasi yang seringkali diwarnai ketegangan dan kericuhan, aksi ini justru mencerminkan kedewasaan kolektif. Tidak ada insiden yang menegangkan, tidak ada benturan. Yang tampak justru harmoni: orasi lantang namun tertib, massa yang solid namun tetap menjaga ketenangan, serta aparat keamanan yang hadir dengan wajah humanis.

671 Personel Polda Sumbar, 140 Personel TNI, dan Pendekatan Persuasif

Sejak pukul 15.00 WIB, barisan aparat kepolisian dan TNI telah bersiaga. Polda Sumbar menurunkan 671 personel gabungan dengan dukungan 140 personel TNI. Namun, keberadaan mereka jauh dari kesan menakutkan. Senyum ramah, sapaan hangat, dan pendekatan persuasif menjadi ciri khas pengamanan kali ini.

“Kami di sini untuk menjaga, bukan untuk menghalangi,” begitu pesan yang seakan terbaca dari gestur aparat di lapangan. Alih-alih menciptakan jarak, aparat justru memberi rasa aman, sehingga massa merasa terlindungi saat menyampaikan pendapatnya.

Dialog Terbuka dengan Wakil Rakyat

Pukul 17.00 WIB, momentum penting terjadi. Ketua DPRD Sumbar, Muhidi, bersama Wakil Ketua DPRD, sejumlah perwakilan fraksi, serta Kapolresta Padang, keluar langsung menyapa massa. Di depan gedung rakyat, dialog singkat berlangsung terbuka, cair, dan komunikatif. Suasana yang biasanya rawan gesekan justru berubah menjadi ruang dialog yang penuh respek.

Gotong Royong Bersihkan Sampah: Teladan dari Massa Aksi

Usai dialog, massa perlahan membubarkan diri. Namun, pemandangan unik membuat banyak orang kagum. Para peserta aksi bergotong royong membersihkan sampah yang berserakan. Botol minuman, sisa kertas, dan plastik dikumpulkan bersama-sama. Sebuah kebiasaan yang jarang terlihat dalam aksi unjuk rasa, tetapi kali ini justru menjadi penutup yang manis: aspirasi tersampaikan, lokasi tetap bersih.

Apresiasi Kapolda Sumbar: Demokrasi yang Dewasa

Kapolda Sumbar, Irjen Pol. Gatot Tri Suryanta, melalui Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol. Susmelawati Rosya, memberikan apresiasi tinggi atas aksi damai tersebut.

“Syukur alhamdulillah, aksi unjuk rasa hari ini berjalan aman, tertib, dan humanis. Kami sangat mengapresiasi peserta aksi yang menyampaikan pendapat secara damai sekaligus menjaga kebersihan. Ini adalah contoh berdemokrasi yang sangat baik,” ujarnya.

Menurutnya, keberhasilan ini lahir dari kerja sama semua pihak.

“Keamanan bukan hanya tanggung jawab aparat, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Dengan adanya kerja sama seperti hari ini, kami yakin Sumatera Barat akan tetap kondusif dan damai,” tambahnya.

IKW RI Angkat Topi untuk Polda Sumbar

Ketua Ikatan Kekeluargaan Wartawan Republik Indonesia (IKW RI), Dafit Effendi, menilai peristiwa ini sebagai momentum penting yang layak dicatat dalam perjalanan demokrasi di Sumatera Barat. Baginya, Polda Sumbar berhasil menunjukkan wajah polisi yang benar-benar humanis, profesional, dan mengayomi.

“Saya sangat mengapresiasi kinerja Polda Sumbar. Aksi yang melibatkan ribuan massa ini bisa berjalan damai, tanpa gesekan, bahkan diakhiri dengan pemandangan gotong royong. Itu bukan hal yang mudah, tetapi aparat mampu mengelolanya dengan penuh kesabaran dan pendekatan persuasif,” ujar Dafit, Selasa (2/9/2025).

Ia menekankan, keberhasilan pengamanan ini tidak hanya menjaga ketertiban, tetapi juga memberi pendidikan politik bagi masyarakat.

“Ini bukan sekadar aksi unjuk rasa. Ini adalah pelajaran bahwa demokrasi bisa dijalankan dengan cara bermartabat. Saya kira keberhasilan ini harus diapresiasi dan dijadikan teladan, bukan hanya di Sumbar tetapi juga di daerah lain,” tambahnya.

Pesan dari Ranah Minang

Aksi damai pada Senin itu menjadi bukti nyata bahwa falsafah adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah tetap hidup dalam kehidupan sosial masyarakat Minangkabau. Menyampaikan pendapat di muka umum bukanlah ancaman, melainkan ruang dialog untuk mencari solusi bersama.

Dengan pengelolaan pengamanan yang persuasif dan partisipasi masyarakat yang dewasa, Sumatera Barat mengirim pesan kuat ke seluruh Indonesia: demokrasi bisa tumbuh tanpa harus diwarnai kekacauan.

Dan di balik itu semua, kinerja hebat Polda Sumbar mendapat sorotan utama bukan hanya karena berhasil menjaga keamanan, tetapi karena mampu menghadirkan wajah polisi yang ramah, humanis, dan menumbuhkan rasa percaya masyarakat.

(Ril)





Serasinews.com;, Padang – Senin (1/9/2025) siang, Jalan Khatib Sulaiman yang biasanya dipadati kendaraan, hari itu berubah menjadi lautan manusia. Ribuan mahasiswa, sopir ojek online, hingga masyarakat dari berbagai kalangan tumpah ruah di depan Gedung DPRD Sumbar. Spanduk terbentang, orasi berkumandang, dan terik matahari tak menyurutkan semangat mereka menyuarakan aspirasi.

Namun, berbeda dari stigma sebagian orang terhadap demonstrasi yang kerap identik dengan kericuhan, aksi di Padang kali ini justru menampilkan wajah lain: wajah damai, sejuk, dan penuh dengan nilai kebersamaan. Tidak ada lemparan batu, tidak ada kobaran api, dan tidak ada kata-kata kasar yang merusak citra perjuangan. Yang ada hanyalah orasi yang teratur, tuntutan yang jelas, dan sikap saling menghormati.

Bagi masyarakat Minangkabau, demonstrasi damai ini serupa dengan musyawarah di balai adat: menyampaikan suara hati dengan tenang, menimbang dengan akal sehat, dan mengedepankan mufakat. Inilah pengejawantahan falsafah adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, di mana perjuangan dilakukan bukan dengan emosi, melainkan dengan kearifan.

Aksi Bersih-Bersih: Pesan Moral Setelah Orasi

Menariknya, usai orasi selesai dan tuntutan didengar langsung oleh Ketua DPRD Sumbar, Muhidi, mahasiswa tidak langsung bubar begitu saja. Sebagian dari mereka justru bergerak melakukan hal yang tak biasa: memungut sampah yang berserakan.

Spanduk yang tadi jadi alat perjuangan, kini berubah fungsi menjadi wadah sampah. Botol plastik, kertas pamflet, hingga sisa makanan dikumpulkan satu per satu. Bagi mahasiswa, ini bukan sekadar membersihkan jalan, melainkan simbol bahwa perjuangan tidak boleh meninggalkan jejak kotor, baik dalam arti harfiah maupun maknawi.

“Kami mengumpulkan sampah yang masih layak untuk kemudian diberikan kepada pemulung,” ujar seorang mahasiswi berjaket hijau, sembari tersenyum di bawah terik matahari sore.

Aksi sederhana ini sontak menarik perhatian warga sekitar. Seorang lelaki bernama Nanda, yang menyaksikan langsung, mengaku salut. “Mahasiswa melakukan aksi dengan damai, begitu selesai mereka membersihkan jalan dari sampah. Ini cerminan mahasiswa yang terdidik,” ungkapnya dengan mata berbinar.

Apresiasi dari Wali Kota

Wali Kota Padang, Fadly Amran, juga memberikan apresiasi khusus atas sikap mahasiswa. Menurutnya, aksi tersebut menjadi bukti bahwa perjuangan aspirasi bisa berjalan beriringan dengan rasa tanggung jawab menjaga kota.

“Terimakasih kepada mahasiswa dan seluruh pihak yang senantiasa menjaga Kota Padang tercinta. Aspirasi tersampaikan, tuntutan diperjuangkan, kedamaian terjaga,” ujarnya.

Wali kota muda itu menegaskan, unjuk rasa kali ini adalah teladan: damai, tertib, dan penuh dengan kesadaran sosial.

Ruh Minangkabau di Jalanan Kota

Bagi orang Minang, demonstrasi ini tak ubahnya bentuk baru dari musyawarah nagari. Jika dahulu kaum adat berkumpul di balai untuk menyelesaikan persoalan, kini anak muda berkumpul di jalan raya untuk menyampaikan aspirasi. Bedanya hanya tempat, tetapi ruhnya tetap sama: mencari mufakat tanpa melukai, menyuarakan kebenaran tanpa merusak.

Mahasiswa menampilkan wajah Minangkabau yang sesungguhnya: alim ulama dihormati, ninik mamak dijunjung, dan bundo kanduang dimuliakan. Mereka menegaskan bahwa kritik bukan berarti melawan, melainkan bagian dari ikhtiar menjaga marwah dan masa depan bersama.

Aksi bersih-bersih di akhir demonstrasi menjadi penutup yang manis. Ia mengajarkan bahwa perjuangan tidak hanya berteriak, tetapi juga merawat. Tidak hanya menyampaikan aspirasi, tetapi juga memberi teladan.

Jejak yang Tertinggal

Ketika matahari condong ke barat dan massa mulai membubarkan diri, Jalan Khatib Sulaiman kembali lengang. Berbeda dengan biasanya, kali ini jalanan tidak meninggalkan tumpukan sampah. Yang tertinggal hanyalah jejak langkah mahasiswa yang telah menuliskan cerita baru: bahwa demonstrasi bisa berwajah Minang damai, bersih, dan penuh kearifan.

Seperti pepatah lama berkata:

“Bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakat.”

Air menjadi bulat karena pembuluhnya, kata menjadi bulat karena mufakatnya.

Dan pada hari itu, mahasiswa Padang membuktikan, mufakat bisa lahir bahkan dari jalanan yang panas oleh terik matahari.


(Mond)

#DemoDamai #AksiBersihSampah #Peristiwa #Padang

 

Serasinews.com,;Pesan Tegas AKBP Agung Tribawanto: Warga Pasbar Harus Jaga Kamtibmas, Jangan Mudah Terhasut Provokasi. 

Kapolres Pasaman Barat AKBP Agung Tribawanto: Warga Harus Bijak Bermedsos, Jangan Mau Terprovokasi. 

Pasaman Barat | Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Pasaman Barat, Sumatera Barat, AKBP Agung Tribawanto, menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi arus informasi di era digital. Ia mengingatkan warga agar tidak mudah terprovokasi isu-isu menyesatkan, terutama yang disebarkan melalui media sosial oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Dalam keterangannya di Simpang Empat, Sabtu (30/8), Kapolres menyampaikan ajakan kuat agar masyarakat menjaga keamanan dan ketertiban demi kepentingan bersama.

“Jangan mudah terprovokasi saat ini, termasuk di media sosial. Mari kita semua, masyarakat Pasaman Barat, saling menjaga keamanan dan ketertiban demi kepentingan bersama,” ujar AKBP Agung Tribawanto.

Bahaya Provokasi Dunia Maya

Kapolres menyoroti maraknya provokasi melalui media sosial. Menurutnya, akun-akun anonim kerap menyebarkan informasi yang dipelintir untuk menghasut masyarakat.

“Media sosial jangan dijadikan sarana untuk menghasut orang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum. Apalagi sekarang, banyak pihak yang mencoba memanfaatkan dunia maya untuk memecah belah dan menebar provokasi,” tegasnya.

Ia berharap warga Pasbar bisa lebih bijak, tidak tergesa-gesa mempercayai informasi, dan selalu memverifikasi kebenaran berita sebelum menyebarkannya.

Dukungan dari Masyarakat

Seruan Kapolres ini mendapat sambutan positif dari warga. Sulastri (42), seorang pedagang di Pasaman Barat, menilai imbauan tersebut sangat penting, terutama bagi generasi muda yang aktif bermedia sosial.

“Kami mendukung pesan Kapolres. Anak-anak muda sekarang memang harus hati-hati dengan apa yang mereka baca dan bagikan. Jangan sampai kita terjebak berita bohong yang bisa memecah belah kampung sendiri,” ujarnya.

Senada dengan itu, Rahmat (35), pengemudi ojek online di Simpang Empat, mengatakan dirinya dan rekan-rekan seprofesi juga berharap masyarakat tidak mudah terpancing ajakan provokatif.

“Kami cari nafkah dengan tenang. Kalau ada yang menghasut lewat medsos, ujungnya yang rugi masyarakat juga. Jadi memang benar kata Kapolres, lebih baik jaga kondusifitas,” katanya.

Turut Berduka atas Korban Ojol

Dalam kesempatan yang sama, Kapolres juga menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya seorang pengemudi ojek online dalam aksi unjuk rasa di Jakarta beberapa waktu lalu.

“Kami turut berbelasungkawa atas musibah itu. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan,” ucap Kapolres.

Komitmen Polri untuk Transparan

Kapolres menegaskan bahwa Polri tetap berkomitmen pada transparansi dan akuntabilitas. Jika ada petugas yang terbukti melakukan pelanggaran saat bertugas, pihaknya memastikan sanksi tegas akan dijatuhkan.

“Polri transparan dalam setiap kasus. Jika ada pelanggaran oleh anggota, tentu akan dijatuhkan sanksi tegas sesuai aturan. Tidak ada kompromi untuk hal itu,” tegasnya.

Ajak Bersatu Jaga Pasaman Barat

Di akhir pesannya, Kapolres kembali mengajak seluruh warga untuk menempatkan kepentingan bersama di atas segalanya.

“Mari kita bersama-sama menjaga Pasaman Barat agar tetap aman dan kondusif. Karena keamanan adalah modal utama kita untuk bekerja, berusaha, dan membangun daerah ini,” pungkasnya.

TIM



Serasinews.com,;Setiap tahun, umat Islam di berbagai belahan dunia menantikan datangnya satu momen penuh makna: Maulid Nabi Muhammad SAW, peringatan hari kelahiran Rasulullah yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Bagi sebagian orang, Maulid bukan sekadar acara keagamaan, melainkan ruang refleksi, penguatan iman, dan pengikat silaturahmi dalam kehidupan bermasyarakat.

Di Indonesia, peringatan ini bahkan ditetapkan sebagai hari libur nasional sejak 1967, menandakan betapa besar posisi Maulid Nabi dalam kehidupan beragama sekaligus berbangsa. Dari masjid kecil di pelosok desa hingga panggung akbar di kota-kota besar, gema sholawat dan lantunan doa menjadi ciri khas yang tak lekang waktu.

Namun, tahukah Anda bahwa tradisi ini tidak serta-merta lahir dari masa Rasulullah? Mari kita simak lebih dalam rangkuman sejarah, makna, hingga fakta-fakta menarik seputar Maulid Nabi Muhammad SAW.

🌙 Sejarah Singkat Maulid Nabi Muhammad SAW

Secara etimologi, Maulid berasal dari bahasa Arab “walada–yalidu–wilādan” yang berarti kelahiran. Dalam konteks Islam, Maulid hampir selalu dikaitkan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah.

Namun menariknya, perayaan Maulid tidak pernah tercatat dalam praktik Islam awal. Nabi Muhammad SAW sendiri tidak pernah meminta umatnya memperingati hari kelahirannya. Justru, tradisi ini berkembang berabad-abad kemudian, terutama di dunia Islam bagian Timur.

Menurut sejumlah sejarawan, ada dua pendapat tentang asal mula peringatan Maulid:

Khalifah Mu’iz li Dinillah dari Dinasti Fathimiyah di Mesir (sekitar tahun 341 H) diduga menjadi tokoh pertama yang menginisiasi perayaan Maulid.

Versi lain menyebut bahwa Sultan Mudhaffar Abu Sa’id pada tahun 630 H mengadakan perayaan Maulid besar-besaran di kota Irbil (Irak).

Dari sinilah Maulid mulai menyebar ke berbagai negeri Islam, dengan bentuk dan tradisi yang berbeda-beda.

📖 Fakta-Fakta Menarik Maulid Nabi Muhammad SAW

1. Bukan Tradisi Awal Islam

Maulid Nabi tidak ada pada masa Rasulullah maupun sahabat. Namun, ekspresi cinta kepada Nabi dalam bentuk syair, doa, dan pertemuan keagamaan justru berkembang sejak abad-abad awal Islam.

2. Lahir Sebelum Kalender Hijriah

Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah, jauh sebelum kalender Hijriah ditetapkan. Kala itu, bangsa Arab menandai tahun dengan peristiwa besar. Tahun kelahiran Rasul disebut Tahun Gajah, karena bertepatan dengan gagalnya pasukan Abrahah menyerang Ka’bah dengan pasukan bergajah.

3. Senin, Hari Istimewa Rasulullah

Rasulullah SAW sangat sering berpuasa pada hari Senin. Alasannya sederhana namun mendalam: “Hari itu aku dilahirkan, hari itu aku diutus, dan hari itu pula Al-Qur’an diturunkan kepadaku.” (HR. Muslim). Inilah yang kemudian menghubungkan puasa sunnah Senin dengan Maulid.

4. Tidak Disebutkan dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an tidak pernah menyebutkan tentang kewajiban memperingati kelahiran Nabi. Namun, banyak ulama menilai Maulid adalah bentuk ekspresi cinta kepada Rasulullah, bukan kewajiban syariat.

5. Beragam Bentuk Perayaan

Di Indonesia, Maulid kerap dirayakan dengan pembacaan sholawat, pengajian, dan doa bersama. Ada pula tradisi unik di daerah, seperti Sekaten di Yogyakarta, Maudu Lompoa di Sulawesi Selatan, hingga Grebeg Maulud di Jawa Tengah. Di negara lain, ada yang merayakannya dengan prosesi akbar, seni, hingga pembagian makanan.

6. Dilarang di Beberapa Negara

Beberapa negara Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Qatar melarang perayaan Maulid karena dianggap bid’ah. Namun, di negara lain—termasuk Indonesia, Mesir, hingga Yaman—Maulid justru menjadi hari libur resmi.

7. Perdebatan Tanggal Kelahiran

Banyak ulama klasik memperdebatkan tanggal kelahiran Rasulullah. Sebagian menyebut 12 Rabi’ul Awal, sebagian lain menyebut 9 atau 10 Rabi’ul Awal. Namun yang disepakati adalah bahwa beliau lahir pada hari Senin di bulan Rabi’ul Awal.

8. Hari Libur Nasional di Banyak Negara

Selain Indonesia, sejumlah negara seperti Mesir, Irak, Bahrain, Aljazair, hingga Kuwait juga menetapkan Maulid sebagai hari libur nasional.

🌟 Makna yang Bisa Dipetik dari Maulid Nabi

Lebih dari sekadar seremoni, Maulid Nabi Muhammad SAW menyimpan pesan mendalam. Ia adalah momentum untuk:

Merefleksikan ajaran Rasulullah: bagaimana beliau menjadi teladan dalam kesabaran, kejujuran, dan kasih sayang.

Menguatkan silaturahmi: Maulid sering menjadi ruang berkumpul, mempererat hubungan sosial, dan menumbuhkan rasa kebersamaan.

Menebarkan nilai sosial: banyak perayaan Maulid di Indonesia yang dibarengi dengan berbagi kepada kaum dhuafa, menyantuni anak yatim, hingga kegiatan sosial lain.

Meski perayaannya berbeda di setiap tempat, semangat yang dibawa selalu sama: meneladani akhlak Rasulullah dan menumbuhkan kecintaan kepada beliau.

Maulid Nabi Muhammad SAW bukan sekadar memperingati hari kelahiran seorang tokoh besar. Ia adalah perayaan cinta, penghormatan, dan pengingat bahwa risalah Rasulullah masih relevan hingga kini.

Meskipun perdebatan tentang hukum dan sejarahnya tak pernah berhenti, faktanya Maulid tetap menjadi tradisi yang hidup, mewarnai kehidupan umat Islam dari generasi ke generasi.

Bagi sebagian orang, Maulid adalah simbol identitas keislaman, bagi yang lain ia adalah ruang kebersamaan sosial. Namun pada intinya, Maulid Nabi tetap menjadi momen sakral untuk semakin dekat dengan sosok Nabi Muhammad SAW manusia pilihan yang membawa cahaya bagi semesta.

(***) 


Serasinews.com, padang;    Wajah lega terpancar dari Rudi (45), seorang pengemudi ojek online di Kota Padang. Sudah lebih dari dua tahun ia menunggak pajak sepeda motornya. Bukan karena niat lalai, melainkan himpitan ekonomi yang membuat pembayaran pajak selalu tertunda. Namun kini, ia bisa bernapas lega. Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor 2025 yang kembali diperpanjang hingga 30 September 2025, menjadi jalan keluar bagi banyak warga sepertinya.

“Alhamdulillah, kalau denda pajak dihapuskan, kami rakyat kecil bisa urus pajak dengan tenang. Kalau motornya resmi, kerja juga lebih nyaman,” ungkap Rudi usai mendengar sosialisasi di Samsat Padang.

Manfaat yang Nyata untuk Warga

Program pemutihan ini bukan sekadar jargon. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Bapenda bersama Ditlantas Polda Sumbar menghadirkan berbagai pembebasan, mulai dari:

Bebas tunggakan pokok pajak tahun sebelumnya

Bebas denda SWDKLLJ tahun-tahun lalu

Bebas denda pajak kendaraan

Bebas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) ke-2

Bebas pajak progresif

Keringanan ini membuat masyarakat yang sebelumnya enggan atau takut mengurus pajak karena beban tunggakan, kini berbondong-bondong ke Samsat. “Kalau tidak ada pemutihan, saya mungkin masih menunda. Tapi sekarang, lebih ringan dan jelas aturannya,” kata Jon (38),  Kuli bangunan di Bukittinggi yang baru saja mengurus BBNKB motornya.

Pernyataan Dirlantas Polda Sumbar

Dirlantas Polda Sumbar, Kombes Pol Reza Chairul Akbar, menegaskan bahwa pemutihan pajak kendaraan bermotor merupakan bentuk perhatian pemerintah dan kepolisian terhadap kebutuhan masyarakat.

“Program ini adalah kesempatan emas bagi warga Sumatera Barat untuk mengurus pajak kendaraannya tanpa terbebani denda. Selain meringankan beban, ini juga langkah penting untuk meningkatkan kepatuhan pajak dan mendukung pembangunan daerah. Kami mengajak seluruh masyarakat agar jangan menunggu lagi, segera manfaatkan program ini sebelum 30 September 2025,” tegasnya.

Dorongan Ekonomi dan Kepatuhan

Kebijakan pemutihan pajak kendaraan bermotor sejatinya tidak hanya membantu warga, tetapi juga berdampak pada ekonomi daerah. Pajak kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber penting pendapatan asli daerah (PAD) yang digunakan untuk membiayai pembangunan, mulai dari infrastruktur, pendidikan, hingga pelayanan kesehatan.

Selain itu, pemutihan juga menjadi momentum penting meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa pajak bukan sekadar kewajiban, melainkan kontribusi nyata bagi pembangunan bersama.

Layanan Digital untuk Masyarakat Modern

Untuk menjawab tantangan zaman, pembayaran pajak kini bisa dilakukan tidak hanya di kantor Samsat, tetapi juga melalui aplikasi SIGNAL, sebuah platform digital yang memungkinkan masyarakat membayar pajak kendaraan dari genggaman tangan.

Sementara itu, layanan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dapat diurus di kantor Samsat maupun Ditlantas Polda Sumbar.

Catatan Penting

Program ini memiliki beberapa pengecualian. Pemutihan tidak berlaku bagi kendaraan yang melakukan mutasi keluar Sumatera Barat serta tidak berlaku untuk kendaraan baru.

Harapan Baru dari Ranah Minang

Di balik program ini, harapan besar mengemuka: semakin banyak warga yang sadar dan taat membayar pajak, semakin kuat pula pondasi pembangunan Sumatera Barat. Jalan-jalan yang lebih baik, fasilitas umum yang meningkat, hingga pelayanan publik yang kian maksimal adalah hasil nyata dari kepatuhan tersebut.

Program pemutihan pajak kendaraan bermotor bukan sekadar penghapusan denda, melainkan jembatan menuju tata kelola pajak yang lebih sehat, adil, dan berpihak pada masyarakat.

“Segera kunjungi Samsat terdekat di seluruh Sumatera Barat, manfaatkan program pemutihan ini, dan mari bersama membangun Ranah Minang yang lebih maju,” tutup Kombes Pol Reza Chairul Akbar. ( Ef  Rn )


Serasinews.com,Dinsos- Kegiatan bimbingan keterampilan pengolahan kursus membuat olahan kue,  bagi warga binaan sosial komplek Desaku Menanti yang dilaksanakan di Aula Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) kasih ibu Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah, Rabu, 27/08/2025.

Selama tiga hari kedepan hingga tanggal 23/0/2024 bimbingan keterampilan pengolahan kursus membuat olahan kue dan diikuti oleh 20 orang peserta yang berasal dari warga binaan sosial Desaku Menanti juga dibekali dengan peralatan membuat olahan kue dan sejenisnya.

Hadir Ka-Dinsos Heriza Syafani didampingi Kabid Rehsos Desfi Hendri beserta jajaran staf juga hadir pembimbing Nurhayati dan Silvie, sebelum secara resmi membuka kegiatan tersebut.

Kepala Dinas Sosial Kota Padang Heriza Syafani menyampaikan, " Kita melaksanakan kegiatan pembinaan keterampilan bagi warga binaan Desaku Menanti, yang khususnya lebih dari tiga tahun di komplek ini.

Kita berikan semacam skill untuk bagaimana mereka bisa berdikari dan berdaya kedepannya. Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang ibuk-ibuk di Desaku Menanti kemudian setelah pelatihan ini, Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Sosial Kota Padang memberikan alat bantu memasak dan bahan baku pembuatan kue, imbuh Ka-Dinsos Heriza Syafani.

Lebih lanjut Ka-Dinsos Heriza menambahkan, kami juga berusaha mengradasi warga binaan Desaku Menanti ini agar keluar dari zona kemiskinan. Ditargetkan tahun 2026 ibuk-ibuk yang mengikuti pelatihan ini keluar dari garis kemiskinan dan dapat berusaha dengan mandiri hingga dapat mencari tempat tinggal sendiri.

(**/hms) 

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.