Upaya Memicu Melimpahnya Hidayah Dari Allah SWT
opini : Oleh Prof. Dr. Asasriwarni MH Guru Besar UIN IB/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar dan Anggota Wantim MUI Pusat.
Betapa perlunya kita terhadap apa yang kita kenal dengan istilah HIDAYAH. Sungguh seandainya bukan karena hidayah niscaya kita tidak akan tahu siapa kita dan untuk apa kita hidup di dunia.
Allah SWT berfirman sbb :
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
RELATED POSTS
Indramayu Dalam Pendahuluan Makalah Tahun 2019
Betapa Dahsyatnya Dampak Penguasaan Ilmu Terhadapi Keselamatan Umat Manusia, Baik Dalam Kehidupannya di Dunia Ini Maupun di Akhirat Kelak
Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik (QS. Al-Ankabut Ayat : 69)
Mengacu kepada firman tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa : hidayah adalah sesuatu yang hanya datang dari Allah SWT karena adanya upaya yang sungguh-sungguh dari umat manusia. Oleh karena itu, tugas manusia adalah melakukan sesuatu yang dapat membuat Allah SWT ridha, sehingga akan melimpahkan hidayah-Nya kepada kita.
Adapun upaya-upaya yang dapat memicu melimpahnya hidayah dari Allah SWT adalah :
Berdo’a Dengan Ikhlas dan Sungguh-sungguh :
Sebagaimana Allah SWT berfirman di bawah ini :
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu (QS. Ghafir Ayat : 60)
Selanjutnya Rasukullah SAW juga bersabda sbb :
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ
Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kesesatan, kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk. Oleh karena itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepadamu. (HR. Muslim No. : 2577)
Adapun beberapa do’a yang oleh Rasulullah SAW anjurkan di antaranya, adalah :
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيم
Ya Allah tunjukilah kami jalan yang lurus. (QS. Al-Fatihah Ayat : 6)
اللَّهُمَّ اهْدِنِي وَسَدِّدْنِي وَاذْكُرْ بِالْهُدَى هِدَايَتَكَ الطَّرِيقَ وَالسَّدَادِ سَدَادَ السَّهْمِ
Ya Allah, berikanlah petunjuk kepadaku. Berilah aku jalan yang lurus. Jadikan petunjuk-Mu sebagai jalanku dan kelurusan hidupku selurus anak panah (HR. Muslim No. 2725)
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
Ya Allah ya Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, terhindar dari perbuatan yang tidak baik, dan kecukupan (tidak minta-minta) (HR. Muslim No. 2721)
Senantiasa Bertauhid :
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam ayat berikut ini :
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezaliman, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-An’am Ayat : 82)
Zalim yang dimaksud dalam ayat tersebut di atas adalah syirik. Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut ini :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ –
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ – شَقَّ ذَلِكَ عَلَى أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالُوا أَيُّنَا لَمْ يَلْبِسْ إِيمَانَهُ بِظُلْمٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُ لَيْسَ بِذَاكَ أَلَا تَسْمَعُ إِلَى قَوْلِ لُقْمَانَ لِابْنِهِ: إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dari Abdullah ia menuturkan : Ketika turun ayat ini, Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, hal itu terasa berat bagi sahabat Rasulullah. Mereka mengatakan: Siapa pula di antara kita yang tidak pernah mencampur keimanannya dengan kezaliman ? Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Bukan seperti itu, tidakkah engkau mendengar (mencermati) ucapan Lukman kepada anaknya; Sesungguhnya syirik adalah kezaliman yang sangat besar (HR. Bukhari No : 4776)
Mengerjakan Perintah dan Meninggalkan Larangan Allah dan Rasul-Nya :
Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini :
وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُواْ مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا ۞ وَإِذاً لآتَيْنَاهُم مِّن لَّدُنَّـا أَجْراً عَظِيمًا ۞ وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطًا مُّسْتَقِيمًا
Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka), dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami beri hidayah (tunjuki) mereka kepada jalan yang lurus (QS. An-Nisa’ Ayat : 66-68)
Berpegang Teguh Kepada Agama Allah SWT :
Sebagaimana firnan Allah SWT berikut ini :
وَمَن يَعْتَصِم بِاللّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
Selanjutnya Allah SWT juga berfirman sbb :
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُواْ بِاللّهِ وَاعْتَصَمُواْ بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِّنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُّسْتَقِيمًا
Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya (QS. An-Nisa’ Ayat : 175)
Firman Allah SWT berikutnya adalah :
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Ankabut Ayat : 69)
Memperbanyak Membaca dan Mentadabburi Al-Qur’an :
Sebagaimana Firman Allah SWT berikut ini :
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ
Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lurus (QS. Al-Isra’Ayat : 9)
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin (QS. Fushshilat Ayat : 44)
Menjaga Shalat :
Sebagaimana firmab Allah SWT berikut itu :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (QS. Al-Baqarah Ayat : 153)
Shalat sebagai penolong untuk menggapai kebaikan dunia dan akhirat, termasuk sebagai penolong untuk menggapai hidayah.
Demikian juga, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah juga mengatakan, bahwa :
الصَّلَاةُ أَكْبَرُ العَوْنِ عَلَى تَحْصِيْلِ مَصَالِحِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ، وَدَفْعِ مَفَاسِدِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
Shalat adalah penolong terbesar untuk menggapai kemaslahatan dunia dan akhirat serta penolong terbesar untuk menolak mafsadat dunia dan akhirat (Zadul Ma’ad : 4/209)
Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW :
Sebagainana Allah SWT berfirman di bawah ini :
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai (QS. At-Taubah Ayat : 33)
Berteman Dengan Orang-orang Shaleh :
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda di bawah ini :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ لَا يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Engkau tidak akan rugi berteman dengan penjual minyak wangi. Sebab bisa jadi engkau membeli darinya atau paling tidak engkau mencium bau yang wangi darinya. Sedangkan, seorang tukang besi, akan membakar tubuh atau pakaianmu, atau paling tidak engkau mencium aroma yang busuk darinya (HR. Bukhari No. 2101 dan Muslim No. 2628)
Selanjutnya Rasulullah SAW juga bersabda sbb :
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِل
Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah masing-masing dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai teman dekat (HR. Tirmidzi No: 2378, Abu Dawud No. 4833, dan Ahmad No : 8065)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu juga menuturkan sbb :
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ وَمَا أَعْدَدْتَ لِلسَّاعَةِ قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَمَا فَرِحْنَا بَعْدَ الْإِسْلَامِ فَرَحًا أَشَدَّ مِنْ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِأَعْمَالِهِمْ
Pada suatu hari seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seraya bertanya; ‘Ya RasululIah, kapankah kiamat itu akan datang? ‘ Mendengar pertanyaan laki-laki itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam balik bertanya: ‘Apa yang telah kamu siapkan untuk menghadapi kiamat? ‘ Laki-laki itu menjawab; ‘Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.’ Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya kamu akan bersama orang yang kamu cintai.’ Anas berkata; ‘Tidak ada yang lebih menyenangkan hati kami setelah masuk Islam selain sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang berbunyi :
Sesungguhnya kamu akan bersama orang yang kamu cintai.’ Anas berkata; ‘Karena saya mencintai Allah, Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar, maka saya berharap kelak akan bersama mereka meskipun saya tidak dapat beramal seperti mereka (HR. Muslim No. 2639)
Mengikuti Majelis Ilmu :
Sebagainana Rasulullah SAW bersabda sbb :
مَنْ سَلَكَ طَرِْيقًا َيلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا ِإلىَ اْلجَنَّةِ
Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga (HR. Muslim No : 2699)
Bahkan anggaplah seorang itu sekedar hadir, mungkin karena tidak sengaja, atau hadir tapi tidak paham, maka hadirnya itu sudah cukup sebagai jalan dia mendapatkan hidayah dan keberkahan.
Semoga Allah SWT melimpahkan Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga kita selalu dapat mengamalkan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, aamiin YRA.
جَزَ كُمُ اللهُ حَيٌرًا، وَبَرَ كَ اللهُ فِيكُمٌ.
Posting Komentar