Padang, SerasiNews.com- Hari ke 2 Bimtek Jitu Pasna Angkatan VIII, Tampilkan Narasumber dari BNPB "Pelatihan peningkatan Jitu Pasna ini adalah sebagai upaya yang dilakukan dalam tahapan pra bencana, saat terjadi bencana, serta pasca bencana untuk pengurangan resiko bencana itu sendiri". (30/09/2021)
Untuk hari kedua Bimbingan Teknis (Bimtek) Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) 2021 angkatan VIII yang diadakan di hotel Bumi Minang Padang, menampilkan narasumber dari BNPB.
Dari 114 peserta Bimtek Jitu Pasna angkatan VIII, Jayadi Imam Nugroho sebagai instruktur membaginya dalam beberapa kelompok, dengan tujuan agar dapat mendiskusikan pada masing-masing kelompok dalam memahami materi terkait Jitu Pasna.
Seberapa penting Bimtek ini.. Tanya Mardianto, instruktur lainnya. Beragam jawaban dari beberapa kelompok yang telah ditentukan. Rata-rata ketua kelompok menjawab sangat penting, dengan arggumennya.
“Yang pasti, pelatihan ini sangat penting karena untuk menyiapkan data berbasis bukti saat bencana terjadi,” kata Mardianto dari PT. Mahoni Cakra Saujana (MCA) yang merupakan mitra kerja BNPB.
Dilain sisi Raden Hutomo, Widyaiswara Ahli Madya Pusdiklat Penanggulangan Bencana BNPB, menjelaskan bahwa bencana akan semakin meningkat karena meningkatnya jumlah penduduk, Urbanisasi, degradasi, kemiskinan dan pengaruh perubahan iklim global.
“Ada tiga jenis bencana yakni bencana alam, non alam dan bencana sosial. Masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, termasuk kategori bencana non alam. Tapi yang penting itu, bagaimana menanggulanginya,” jelas Hutomo.
Dalam hal penanggulangan bencana, lanjut Hutomo, merupakan tanggung jawab semua masyarakat, tidak hanya pemerintah pusat dan daerah.
“Jadi semua harus terlibat agar penanggulangannya bisa dilakukan dengan cepat. Jadi, bencana itu tanggungjawab kita bersama, namun pengaturannya memang jadi tanggungjawab pemerintah agar penanggulangan bencana bisa terkoordinasi dengan baik,” pintanya.(WEP)
Padang, SerasiNews.com- Gubernur Mahyeldi resmi buka kegiatan Bimtek Jitu Pasna Angkatan ke VIII di kryad Bumiminang, Rabu (29/09/2021) malam.
Gubernur Mahyeldi mengatakan bahwa Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) merupakan daerah dengan potensi bencana yang tinggi. Di laut ada ancaman tsunami. Di darat ada gempa, banjir dan angin puting beliung serta tanah longsor.
"Orang mengatakan daerah kita bagus, apalagi potensi wisatanya, sangat indah. Tapi, ancaman bencananya juga tinggi," ujar Gubernur Mahyeldi dalam.sabutannya saat buka Bimbingan Teknis (Bimtek) Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Paaca Bencana (Jitu Pasna) BPBD Sumbar angkatan VIII di Kryad Bumiminang.
Ditambahkan Mahyeldy, pengkajian kebutuhan pasca bencana ini sangat diperlukan, agar dengan cepat bisa diketahui apa apa saja yang dibutuhkan masyarakat di lokasi bencana. Sehingga bisa dilakukan langkah-langkah terbaik dalam penanganan bencana.
"Apalagi bagi kalangan jurnalis, bimtek ini sangat diperlukan sehingga maka apa yang diberitakan dapat ditangani dengan cepat dan tepat khususnya oleh BPBD selaku instansi yang bertugas menangani bencana," ungkap Mahyeldi.
Kepala Bidang Rehab Rekon BPBD Sumbar menyatakan bahwa jumlah peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) Angkatan VIII Sebanyak 114 Orang, Merupakan Orang-orang yang Terpanggil untuk Tugas Kemanusiaan.
"Kita yang hadir dalam mengikuti Bimtek Jitu Pasna ini merupakan orang-orang yang terpanggil untuk tugas kemanusiaan dalam upaya mengkaji kebutuhan masyarakat kebutuhan pasca bencana," ujar OS, panggilan akrab Suryadi Eviontri di kalangan jurnalis di Sumbar.
Karena itu, Suryadi Eviontri berharap, semua peserta, baik dari kalangan jurnalis maupun dari perwakilan masyarakat, untuk dapat mengikuti bimtek ini dengan baik sehingga dapat memahami berbagai teori dan kajian kebutuhan pasca bencana sehingga dapat membantu masyarakat korban bencana.
"Semoga, apa yang kita pelajari dalam bimtek ini, dapat kita praktekkan saat terjadi bencana apa saja, agar penanganan kebutuhan korban bisa dapat dilakukan dengan cepat," ujar OS.
Sebelumnya Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Erman Rahman selaku panitia pelaksana menyampaikan bahwa Bimtek ini guna memberikan gambaran dalam penghitungan kebutuhan pasca bencana.
"Karena itu, diperlukan relawan baik kalangan jurnalis maupun masyarakat di kelurahan dan desa untuk dibimbing agar bisa melakukan penghitungan pasca bencana di lapangan," ungkap Ehman Rahman dalam laporannya
Ditambahkan, untuk bimtek Jitu Pasna BPBD Sumbar selama tiga hari ini, menghadirkan narasumber dari Pusdiklat BNPB dan praktisi kebencanaan.
"Acara ini berlangsung dengan prokes yang ketat. Dan alhamdulillah, dari hasil rapid antigen sebelum acara dimulai, semua peserta dinyatakan negatif Covid-19," terang Erman. (WEP)
Padang, SerasiNews.com- Setalah kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Hitung Cepat Pengkajian dan Perhitungan Pascabencana (Jitu Pasna) oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar) angkatan ke VIII (delapan) dibuka resmi oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah di auditorium hotel Bumi Minang, Rabu (29/09/2021). Kabid Rehab Rekon BPBD Sumbar, Suryadi Eviontri memberikan pengarahan terhadap peserta.
"Kegitan Bimtek Jitu Pasna ini akan kita mulai Pukul 08:00 Wib, jadi diharapkan seluruh peserta agar tepat waktu hadir ruangan auditorium hotel ini," kata Suryadi Eviontri sambil perkenalkan dirinya dengan sapaan Pak Os
Dikatakannya, “Besok kita akan diberi pembekalan dan latihan bagai mana cara menghitung dan bertindak cepat, tepat, efektif, dan efisien, tidak hanya sewaktu terjadi bencana, tetapi juga saat pemulihan. Karena itu, diperlukan SDM yang terampil menangani pascabencana. Salah satunya SDM dibidang Jitu Pasna. Khusunya para jurnalistik,” sebut Os
Suryadi Eviontri minta kepada relawan dari Kabupaten Solok Selatan agar setiap tim relawan menyiapkan Infografis dan Rekonstruksi wilayanya masing-masing.
Lanjutnya, "Jitu Pasna sangat penting. Jangan sampai aparatur negara yang ditunjuk sebagai PPK dan KPA mengurus korban bencana, tetapi justru terseret ke ranah hukum. Hal ini terjadi karena tidak adanya keakurasian data dimulai dari awal terjadinya bencana.
Maka dari itu seluruh peserta diminta agar menyiapkan Rekonstruksi di wilayanya terutama relawan dari Kabupaten Solok Selatan, karena termasuk yang rawan bencana di Provinsi Sumatera Barat," tutup OS. (WEB)