UIN IB Padang Resmi Kukuhkan 3 Guru Besar
Dalam rangkaian acara yang berjalan khidmat, ketiga Guru Besar baru UIN Imam Bonjol diperkenalkan kepada sivitas akademika dan seluruh undangan yang hadir. Mereka adalah Prof. Dr. Taufiqurrahman, M.Ag., M.Hum. (Guru Besar bidang Pemikiran Islam), Prof. Dr. Salma, M.Ag., (Guru Besar bidang Hukum Islam), dan Prof. Nelmawarni, M.Hum., Ph.D. (Guru Besar bidang Sejarah Peradaban Islam).
Sebelumnya, Prof. Dr. Taufiqurrahman, M.Ag., M.Hum. dan Prof. Dr. Salma, M.Ag. ditetapkan sebagai Guru Besar melalui Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia di penghujung 2021. Sementara itu, Prof. Nelmawarni, M.Hum., Ph.D. ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia di pertengahan April 2022 kemarin.
Dalam Riwayat hidup yang dibacakan oleh Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama, H. Hendri, S.Ag., M.Pd., Prof. Dr. Taufiqurrahman, M.Ag., M.Hum. lahir pada 15 September 1970. Akademisi yang berasal dari Muaro Bungo tersebut menamatkan studi doktoral di bidang Falsafah dan Ushuluddin Universiti Kebangsaan Malaysia tahun 2011.
Sementara itu, Prof. Dr. Salma, M.Ag. disebutkan lahir di Payakumbuh pada 10 April 1970. Menamatkan studi doktoral di Universiti Kebangsaan Malaysia tahun 2012, akademisi Fakultas Syari’ah tersebut banyak melakukan studi dalam ranah persinggungan perempuan dan hukum berdasarkan kasus-kasus yang marak terjadi di Indonesia.
Menyandang status paling muda di antara 3 guru besar yang dikukuhkan, Prof. Nelmawarni, M.Hum., Ph.D. lahir di Pesisir Selatan, 15 Juni 1971 . Akademisi yang kini juga menjabat Dekan Fakultas Adab dan Humaniora tersebut menamatkan studi doktoral pada Fakulti Sains, Sosial dan Kemanusiaan Universiti Kebangsaan Malaysia tahun 2011.
Memberi sambutan dalam acara pengukuhan, Kasubdit Ketenagaan Direktorat Diktis Dirjen Pendis Kemenag RI, Ruchman Basori, M.Ag., menyampaikan tantangan yang kian besar bagi perguruan tinggi. Tantangan tersebut dapat direspon dengan meningkatkan jenjang kepangkatan akademik dosen hingga mencapai Guru Besar.
“Menjadi guru besar bukan semata-mata kepentingan pribadi bapak/ibu semuanya. Tapi menjadi guru besar adalah kepentingan UIN Imam Bonjol Padang”, tutur beliau ringkas.