Acara Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) telah resmi ditutup oleh Menteri Agama Republik Indonesia. Acara yang digelar di kota Lumpia tersebut turut dihadiri oleh beberapa Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang. Banyak kesan, pesan dan harapan dari mereka. Prof Dr. H. Duski Samad,M. Ag mengapresiasi pelaksanaan acara ini dan menyebut bahwasanya event ini merupakan promosi intelektualitas untuk solusi umat dan bangsa Duski berharap segenap akademisi UIN Imam Bonjol Padang untuk terus memacu diri berpartisipasi dan mengartikulasikan diri di panggung dunia.
Terkait pagelaran AICIS Prof. Dr. H. Syafruddin, M. Ag melihat ada beberapa hal positif dalam acara tersebut. Banyaknya peserta dan hasil penelitian serta dihadiri oleh peserta dari dalam dan luar negri, serta menghadirkan stand pameran hasil karya mahasiswa. Karya mahasiswa ini sangat penting untuk diapresiasi sebagai upaya mendorong mereka untuk terus berkarya menciptakan produk sesuai dengan bidang mereka masing-masing.
Selain semaraknya acara AICIS yang diselangarakan di UIN Walisongo, ada beberapa catatan menarik yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Awis Karni. M. Ag, yakni minimnya narasumber yang berasal dari intelektual muslim, dan justru lebih menonjolkan Religions Studies daripada Islamic Studies. Islamic Studies merupakan substansi dari semangat awal berdirinya AICIS. Selain itu Awis juga menjelaskan deviasi norma agama Islam pada pembukaan dan penutupan acara. Bahwa tetap ada norma keislaman yang perlu dijaga karena AICIS merupakan acara besar yang semangat awalnya tentang Islamic Studies.
Semarang, 5 Februari 2024 – Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Prof. Dr. Hj. Martin Kustati, M.Pd., menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama (Kemenag) 2024 yang berlangsung di Gumaya Tower Semarang, Jawa Tengah pada 5-7 Februari 2024.
Rakernas 2024 sangat strategis karena dua alasan. Pertama, tahun ini merupakan tahap akhir dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Pada saat yang bersamaan, RPJMN 2020 – 2024 juga merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. RPJMN 2020-2024 akan mempengaruhi pencapaian target pembangunan dalam RPJPN. “Kita mencitakan Indonesia dengan tingkat kesejahteraan setara dengan negara-negara berpenghasilan menengah atas yang memiliki kondisi infrastruktur, kualitas sumber daya manusia (SDM), layanan publik, serta kesejahteraan rakyat yang lebih baik,” papar Sekretaris Jenderal Kemenag Prof. Dr. Nizar Ali
Rakernas yang diikuti 290 peserta hadir secara luring di Semarang. Selain itu, ada 10.024 satuan kerja (satker) yang mengikuti pembukaan secara daring, diantaranya para Kepala Kankemenag Kab/Kota, Kepala Balai/Loka Diklat, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT), Kepala Madrasah, serta Kepala Kantor Urusan Agama (KUA)
Dalam Rakernas ini, para peserta akan membahas berbagai agenda penting, antara lain:
•Evaluasi kinerja Kemenag tahun 2023•Penetapan target kinerja Kemenag tahun 2024•Pembahasan strategi transformasi birokrasi Kemenag•Penguatan moderasi beragama•Peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan dengan digitalisasi
Diharapkan Rakernas ini menghasilkan rumusan strategi yang kongkret dan terukur untuk mewujudkan transformasi Kemenag dan mencapai target pembangunan di bidang agama.
Rektor UIN Imam Bonjol Padang, yang diwakili oleh Wakil Rektor II Dr. Testru Hendra, M.A, pada pelepasan jenazah menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas kepergian Prof. Dr. Zulmuqim. “Beliau adalah sosok yang luar biasa, baik dalam akademis maupun spiritual. Kehilangan beliau merupakan duka yang mendalam bagi keluarga besar kampus ini,” ujarnya.
Jenazah Prof. Dr. Zulmuqim dikebumikan di kampung halaman beliau di jorong mato jariang, kubang putih kecamatan Banuhampu Bukittinggi. Sebagian besar civitas akademika dan masyarakat hadir mengantarkan jenazah beliau ke peristirahatan terakhir dan memberikan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Semoga Prof. Dr. Zulmuqim, M.A. berpulang dengan ketenangan, dan kontribusinya akan tetap dikenang sebagai warisan berharga dalam perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.