Kegiatan ini dihadiri oleh para pimpinan dan langsung dilantik oleh Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Prof. Dr. Hj. Martin Kustati, M.Pd. Rektor menuturkan bahwa perlunya kolaborasi dan komunikasi yang baik dalam rangka memajukan UIN Imam Bonjol Padang. Tidak hanya itu, Rektor berpesan untuk selalu meningkatkan sinergitas antar lembaga dalam bingkai kerja cerdas dan tuntas.
Selain itu, para pimpinan mengapresiasi terhadap keberadaan para ASN yang telah menjalankan tugas selama masa CPNS. Berbagai inovasi dan karya yang telah dihasilkan pada satu tahun ini diharapkan menjadi modal bagi pengembangan karir secara personal maupun menggaungkan mutu UIN Imam Bonjol Padang di kancah nasional dan internasional.
Harapan bagi UIN Imam Bonjol Padang bagi para pejabat yang dilantik serta ASN ini untuk terus berupaya mengoptimalkan kompetensi dan kapasitasnya agar kampus UIN Imam Bonjol Padang mendapat akreditasi Unggul pada tahun 2024.
Berikut nama pejabat Pelaksana Akademik yang dilantik:
Sedangkan nama-nama pejabat fungsional yang di angkat adalah:
Demikian Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Welhendri Azwar, S.Ag, M.Si, Ph.D, di hadapan 1.100 mahasiswa penerima beasiswa 2023, di Gedung J, Kampus III Sungai Bangek Koto Tangah, Kamis (2/3).
“Apa guna nilai tertulis tinggi tetapi tidak punya prestasi non akademik. Prestasi akademik itu butuh verifikasi lagi dengan pemiliknya, kadang-kadang mengecewakan. Tak ada pula isi otaknya,” tegas Welhendri.
Menurut Welhendri, kampus hebat itu karena mahasiswa hebat. Kaya prestasi. Inilah yang membuat citra dan ranking kampus menjadi naik, baik akreditasi maupun Program Studi (Prodi) maupun Universitas.
“Tetapi ketika mahasiswa penerima beasiswa kita cek, penerima hanya mengandalkan nilai kuliah tetapi tidak aktif di kampus. Tidak memberi kontribusi yang berarti untuk dirinya maupun untuk kampusnya,” ungkap Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) ini.
Ternyata ditemukan ada yang tak pantas menerima beasiswa jika dilihat secara detail, termasuk ditemukan juga ada yang lebih layak. Tetapi beberapa mitra kampus yang memberi beasiswa menilai sendiri.
Welhendri mengajak seluruh mahasiswa untuk menyadari bahwa beasiswa adalah amanat, baik itu dari lembaga, dari negara, termasuk dari orang tua. Apalagi bila mengingat orang tua dari mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang, umumnya menengah ke bawah.
“Agar ada seleksi yang adil. Kita akan mengamati, mengontrol penerima beasiswa untuk berperan aktif membuat prestasi kampus,” jelas calon guru besar bidang sosiologi ini.
Menurut Kabag Administrasi Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Afrida Nengsih, S.Ag, MM, mahasiswaw menerima beasiswa
Bidik Misi, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, PLN, Cendekia Baznas, BSI dan KJMU. Jumlahnya hingga mencapai 1.100 mahasiswa.
Hadir dalam pertemuan perdana penerima beasiswa ini, Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Abdullah Khusairi, MA dan Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Dr. Sermal, M.Pd
Padang , Serasinews.com --- UIN Imam Bonjol Padang kukuhkan Prof. Dra. Hetti Waluati Triana, M.Pd., Ph.D. sebagai Guru Besar bidang Linguistik (Rabu, 1/3). Pengukuhan yang digelar melalui Rapat Senat Terbuka tersebut diselenggarakan di ruang auditorium Kampus 3 Sungai Bangek.
Turut hadir dalam acara, Kasubdit Ketenagaan Dirdiktis Dirjen Pendis Kemenag RI, Ruchman Basori, M.Ag. dan Bupati Pasaman Barat, H. Samsuardi, S.Ag. Acara yang berlangsung dari pagi hingga menjelang siang tersebut berjalan dengan lancar dan khidmat.
Sebelumnya, Hetti Waluati Triana telah ditetapkan sebagai Guru Besar bidang Linguistik melalui Keputusan Mendikbudristek RI Nomor 64544/MPK.A/KP.07.01/2022. Berdasarkan surat tersebut, perempuan kelahiran Purworejo, 31 Maret 1969 itu resmi menyandang gelar Profesor terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2022.
Hetti Waluati Triana menamatkan studi sarjana pada program studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Andalas tahun 1991. Sementara pendidikan magister yang ditempuh pada program studi Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang ia selesaikan pada tahun 2001.
Berbekal etos belajar yang tinggi, Hetti Waluati Triana menuntaskan studi doktoral pada program studi Linguistik, Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan Universiti Kebangsaan Malaysia pada tahun 2010. Fokus pada bidang kajian Pragmatik dan Analisis Wacana, anak ketiga dari empat bersaudara tersebut intens mengkaji bahasa Minangkabau, Melayu, dan Indonesia.
Dalam sambutan yang ia berikan, Bupati Pasaman Barat, H. Samsuardi, S.Ag., menyampaikan rasa bangganya atas pengukuhan Hetti Waluati Triana. Sebagai perempuan asli Pasaman Barat, ia berharap Hetti Waluati Triana dapat berkontribusi lebih banyak dalam pengembangan pendidikan di Kabupaten Pasaman Barat ke depan.
“Kita serius dalam melaksanakan program peningkatan mutu dan kualitas pendidikan. Dengan hadirnya seorang profesor, kita berharap akan ada kemajuan signifikan bagi dunia pendidikan Pasaman Barat”, ungkapnya.
Rektor UIN Imam Bonjol, Prof. Dr. Martin Kustati, M.Pd., menyampaikan apresiasi atas pencapaian Hetti Waluati Triana. Ia berharap capaian tersebut menjadi tonggak penting untuk memperluas jangkauan kajian keilmuan dan pengabdian kepada masyarakat.
“Sesuai orasi ilmiah yang tadi disampaikan, Prof. Hetti menguraikan eksistensi bahasa Minangkabau di Negeri Sembilan. Hal ini sangat menarik dan kita harapkan dapat memantik semangat dan kecintaan kita terhadap bahasa Minangkabau sebagai salah satu bahasa daerah”, tuturnya.
Lebih lanjut, Rektor menjelaskan keseriusan pelaksanaan program percepatan guru besar di UIN Imam Bonjol. Selain untuk peningkatan mutu dan performa lembaga, percepatan tersebut juga dilaksanakan guna mempermudah akselerasi pengembangan keilmuan di UIN Imam Bonjol ke depan.
“Dalam program yang kita canangkan, ditargetkan masing-masing program studi memiliki seorang guru besar. Guru besar itulah yang nanti kita harapkan menjadi leader dalam pengembangan berbagai dimensi keilmuan yang kita miliki”, tegasnya.
Kasubdit Ketenagaan Dirdiktis Dirjen Pendis Kemenag RI, Ruchman Basori, M.Ag. mengungkapkan bahwa Hetti Waluati Triana menggeluti bidang ilmu yang penting. Hal itu disebabkan banyaknya permasalahan yang berakar dari penggunaan bahasa, di mana hal tersebut merupakan objek kajian Linguistik.
“Keilmuan beliau ini penting. Beliau menjadi guru besar bidang Linguistik. Betapa banyak orang bertengkar karena bahasa. Orang salah paham karena bahasa”, jelasnya.
Lebih lanjut, Ruchman Bashori juga menekankan pentingnya pencapaian jabatan guru besar di lembaga pendidikan tinggi. “Menjadi guru besar bukan semata-mata kepentingan pribadi. Menjadi guru besar adalah kepentingan UIN Imam Bonjol Padang”, tegasnya ringkas.
Ditetapkan sebagai PNS pada 1 Maret 1993, Hetti Waluati Triana bertugas sebagai dosen program studi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora. Ibu dua anak tersebut pernah menjabat sebagai Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (2015-2017) dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga (2017-2021).
Hetti Waluati Triana menjadi profesor kelima UIN Imam Bonjol jebolan Universiti Kebangsaan Malaysia yang dikukuhkan dalam 4 tahun terakhir. Ia menyusul Prof. Dr. Martin Kustati, M.Pd. yang dikukuhkan pada tahun 2020 serta Prof. Dr. Salma, M.Ag., Prof. Dr. Taufiqurrahman, M.Hum., dan Prof. Nelmawarni, M.Hum., Ph.D. yang dikukuhkan pada pertengahan tahun 2022 lalu.
Hetti Waluati Triana menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Imperialisme Linguistik dan Identitas Minangkabau: Telaah Bahasa Adat Perpatih di Negeri Sembilan”. Dalam orasi tersebut, ia menegaskan eksistensi bahasa Minangkabau di Negeri Sembilan, khususnya dalam sistem adat yang diadopsi dari Minangkabau.